Every Scar Has Its Own Story

04.53

Manusia memang terlahir tidak sempurna, apalagi fisik saya yang selain jauh dari sempurna, juga penuh codet dimana-mana. Selain punya kulit yang sangat sensitif terhadap nyamuk dan bahan-bahan kimia, codet-codet di kulit saya juga merupakan hasil dari aksi entah petakilan atau kecerobohan. Tapi hikmahnya adalah, setiap melihat bekas-bekas luka yang membuat diri saya semakin tidak sempurna ini, ada moment yang selalu saya ingat. Dari ujung kepala sampai ujung kaki, setiap luka meninggalkan cerita.





1. Pitak di Kepala







Ini adalah bekas luka bocor di kepala. Jadi waktu itu sedang musim hujan deras, saya bersama orang tua saya sedang ada acara ulang tahun di rumah sepupu saya. Karena hujan deras, saya harus memindahkan mobil ke dekat rumah agar orang tua saya bisa naik tanpa kehujanan. Karena harus menerobos hujan tanpa payung, saya berlari menuju mobil. Dan terpeleset lah saya sebelum sampai ke mobil. Rasanya sih seperti jatuh terpeleset biasa aja gak ada rasa sakit yang gimana gitu. Untungnya sih lokasi jatuh sudah dekat mobil, pas masuk mobil saya pegang kepala saya karena tadi rasanya pala saya tebentur. Tapi kok tiba-tiba banyak darah ngucur yah.. Wakwaaww.. Barulah saya panik, tapi cuma bisa berdiam diri di mobil karena bingung juga ya mo ngapain liat darah bercucurah banyak gitu. Untungnya ternyata ada sepupu saya yang melihat dari jauh, karena saya gak keluar-keluar dari mobil dia menghampiri saya. Mungkin karena lukanya di kepala, jadi darahnya sulit dihentikan. Mama saya bukan lagi panik, dia nangis-nangis sambil ngompres kepala saya. Barulah itu sakitnya berasa, pas jatuh sih biasa aja. Tapi kok udahnya lumayan juga yah.. Sedikit lebih tenang ketika sepupu saya bilang lukanya gak telalu lebar sehingga ga perlu dibawa ke UGD, jadi bermodalkan Betadine cina yang katanya super ampuh, Alhamdulillah pelipis saya gak perlu dijahit. 


2. Bekas Operasi di Perut





Bekas luka ini mungkin yang paling besar dampaknya. Di tahun 2015 saya menjalani operasi Laparoskopi dalam rangka program hamil yang saya lakukan. Operasi ini dikarenakan terdapat radang yang berupa gumpalan (cairan ataupun kista entah apalah) dalam saluran tuba falopi kanan saya. Tentunya harus dibereskan jika ingin mempunyai anak, karena gumpalan ini menyumbat telur-telur yang sudah matang untuk keluar ke rahim. Konon katanya gumpalan ini merupakan keputihan yang sudah meradang bertahun-tahun.
Ini adalah operasi yang saya lakukan pertama kali seumur hidup. Jadi wajar saya sangat deg-degan ketika memasuki ruang operasi. Namun 5 menit setelah tiduran di ruang operasi, blank... Tiba-tiba saya sudah dibangunkan oleh suster-suster dengan rasa nyeri-nyeri sedikit di perut. 
Udah gitu aja.. Gak ada sakit yang terlalu berarti sih pasca Laparoskopi, hanya kesulitan berdiri selama beberapa minggu, kemudian lukanya pun hanya seperti bekas-bekas stepler 4 biji gitu aja.


3. Baret di Dengkul




Gak terlalu kelihatan sih, tapi pada waktu terjadi yah lumayan deh rasanya. Ini bekas kena dulu waktu di Phi-Phi Island, dalam salah satu tournya ke Monkey Beach, saking asik kasih makan monyet, tanpa sadar dengkul udah nyium karang. Tiba-tiba air laut sudah bernodakan darah dari dengkul saya.. :D 
Baru terasa sakitnya sih setelah naik di boat ya, kalau ketemu air laut sih semua hilaang rasanya.. 
Walaupun lukanya cukup panjang, tapi bukan luka yang terlalu berarti. Jadi yasudahlah yang penting sembuh..

4. Bekas Jahitan di Tulang Kering



Luka ini nih, bisa dibilang luka kedua terberat kedua setelah bekas operasi. Karena selain bekasnya yang gede dan gak hilang-hilang, penyebab lukanya pun cukup ngeselin. 
Waktu itu saya sedang short getaway ke Singapore, rutenya waktu itu CGK-SIN-BTH-CGK. Jadi setelah puas bermain-main di Universal Studio Singapore, saya harus nyebrang dari Vivo City untuk bisa sampai ke Batam. Beli tiket ferry, imigrasi, antrian, semua aman. Sampai tiba lah beberapa saat ketika akan memasuki ferry, setiap penumpang harus mengantri masuk satu-satu dengan masing-masing luggage mereka juga. Di depan saya, seorang Ibu-ibu yang sedang kerepotan dengan luggagenya. Butuh waktu agak lama dia untuk bisa masuk ke dalam ferry, karena Ibu tersebut masih ribet dengan luggagenya, setelah selesai di periksa boarding pass, saya mendahului Ibu itu untuk bisa masuk ferry dahulu. Karena Ibu ini saking ribetnya sampai menghambat antrian masuk. Well.. Kalau yang namanya apes, apapun bisa terjadi ya.. Ketika saya sedang melewati si Ibu itu, tiba-tiba luggege si Ibu yang tadinya berdiri tegak, tiba-tiba jatuh menimpa kaki kiri saya persis di bagian tulang kering. 

Saat itu sih saya cuma reflek berteriak "Auw.." lalu masih terus lanjut naik ke ferry. Tiba-tiba kok rasanya makin sakit yah, sambil memegang kaki saya dan mengeluh kesakitan, tiba-tiba pegawai ferry yang melihat berkata "Kenapa? Berdarah tuh.." Saya masih berjalan sampai ke seat saya, kemudian waktu saya duduk barulah saya melihat darah bercucuran dimana-mana. Ternyata tulang kering saya sobek rupanya. X_x
Sulit juga untuk menjelaskan penyebab luka saya itu, karena pada saat kejadian hanya saya yang melihat. Dan siapa sangka kalau luggage akan melukai kamu sampai sejauh itu kan.. Sempat membuat heboh satu ferry, karena on board staff-nya sibuk mencarikan saya kotak P3K, while penumpang lain berkerumun melihat saya. Pastinya pada ngilu-ngilu liat darah dimana-mana. Saya pun gak tega membuka tangan saya yang berusaha menutupi luka, karena terbayang-bayang bagaimana daging tulang kering saya terkoak.. Hiii....
Ferry yang saya tumpangi sempat delay sebentar karena on ground dan on board staff-nya menawarkan apakah saya akan tetap berangkat atau tinggal dulu di Singapore untuk ditangani. Intinya sih, mau di jahit di Singapore apa di Batam aja? X_x Yang kebayang-bayang cuma bills bills bills.. Berapa mahal coba kalau saya harus diobati di Singapore. Memang sih on ground staff-nya menawarkan untuk ditangani di medication center mereka, tapi ragu-ragu juga saya apakah hal tersebut include fasilitas insurance-nya atau hanya sekedar penawaran pertolongan tercepat.

Beberapa penumpang menyarankan saya untuk ditangani di Batam saja (mungkin juga karena mereka pengen cepet-cepet ferry-nya jalan), jadilah saya pikir juga ah.. Biar bagaimana pun lebih nyaman kalau di negara sendiri.

Selama perjalanan menuju Batam, on board staff memberi compliment saya untuk pindah ke kelas VIP agar saya bisa istirahat lebih nyaman (atau mungkin tidak meresahkan penumpang lain). Yaah.. Ambil hikmahnya aja, jadi ngerasain ferry Singapore kelas VIP. 
Sampai di Batam, semua itinerary otomatis berubah. Sewa motor langsung di cancel jadi terpaksa naik Taxi langsung menuju RS Awal Bros yang paling dekat dengan pelabuhan. 


Dan ini juga merupakan pengalaman pertama saya ke UGD dalam 30 tahun seumur hidup saya! Pertama kalinya juga saya merasakan suntik bius untuk dijahit.. Euuww... Ngilu bin ngeri juga yah.. Lebih ngilu lagi sih bayarnya ya, damn you luggage!


                                                                -----------



Dari semua luka ini selain masing-masing memiliki cerita unik tersendiri, beberapa pun merupakan 'oleh-oleh' dari hasil traveling saya. Namun, yah.. balik lagi, ambil aja hikmahnya. Terbukti dari kejadian-kejadian di atas ada beberapa pelajaran yang bisa diambil:

1. Jangan berlari-lari ketika hujan. Kalau kepleset kepala bisa bocor
2. Jagalah selalu kebersihan alat vital kamu, jika ada keluhan sedikit langsung segera ditangani. Kalau didiamkan menahun bisa berdampak pada kesuburan
3. Selalu berhati-hati ketika di pinggir pantai atau di dalam laut. Karang itu tajam, Jendral!
4. Pelajaran paling absurb nih! Selalu pakai celana panjang (kalau bisa jeans) ketika dalam perjalanan traveling. Selain waspada dingin di pesawat/kapal, juga bisa melindungi kaki dari koper yang tajam!



You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images