Coffee

Boleh typo asal di Typology!

03.39



Walaupun Pasar Santa lagi happening dengan kopi-kopi lucunya, tapi bukan berarti Coffee Shop gak lagi happening.
Gak jauh dari Pasar Santa, di jalan wijaya, ada lagi tempat nongkrong baru nan lucu namanya Typology. Di sini tempatnya mereka-mereka yang mau makan, minum, atau pun cuma duduk sambil bekerja.


Dominasi interiornya yang berwarnakan hijau bikin mata jadi fresh banget! Plus tempat ini juga belum terlalu rame, jadi cocok deh buat mereka yang mau bekerja sambil bertapa. :p






Kopi yang saya coba adalah Butterschotch Latte. Butterschotch sendiri adalah perasa yang mirip-mirip Caramel, namun lebih strong dan tidak terlalu manis. Jadi menurut saya combinasi Butterschotch Latte ini khas banget rasanya di lidah. Enak!! For starter, saya pilih Cambria Nachos karena sedang tidak terlalu lapar. Nachosnya dikombinasikan dengan saus carbonara dan melted cheese, menurut saya sausnya sangat pas. 



















Untuk hidangan yang manis-manis, Gisha Banana Pancake jadi pilihan saya. Pancake dengan topping pisang dan vanila ice cream diatasanya, dengan diklilingin lautan caramel di sekitarnya. Nyuuumm.. So tasty!















Buat yang mau meramaikan Typology, cukup datang ke Jl. Wijaya 1 no.5c, posisinya dekat dengan lampu merah perempatan Wolter Mongonsidi dan Tendean. Musti jeli kalau belum pernah ke sini, posisinya yang dekat lampu merah, kadang suka bikin kelewatan! 

Friends

My 1st Singapore Trip

10.03

Siapa sangka sebagai 1st jobber yang gajinya pas-pasan pada saat itu dalam setahun saya bisa ke luar negri 2x! Tapi di kali kedua ini saya tidak lagi traveling abroad sendirian dan sudah lebih berhati-hati dalam melakukan booking tiket. Yaa.. Walaupun ada salah seorang teman yang melakukan kesalahan booking juga, tapi at least akhirnya kami ber-8 bisa berangkat bareng-bareng juga!



30 September 2010



Penerbangan kami direncakan berangkat sekitar jam 22:00 WIB. Sekitar jam 16:00 ada SMS masuk dari Tiger Air yang menyatakan bahwa flight kami di hari tersebut di CANCEL! WTF.. Langsung panik sepanik-paniknya, coba konfirmasi ke Tiger Air tapi pada tahun tersebut Tiger belum punya representatif di Indonesia, jadi satu-satunya call centre yang bisa dihubungi adalah nomor Singapura! Sementara kami kebingungan notifikasinya cuma dalam bentuk SMS yang datang hanya beberapa jam sebelum keberangkatan. Ya Tuhaann... Gak bisakah saya pergi ke luar negri dengan jalan yang muluuusss... Karena menurut info penerbangan kami di cancel namun tetap bisa dialihkan ke flight lain yaitu Value Air, tapi siapa cepat dia dapat. In the end kami gak berhasil di transfer flight ke Value karena sudah keburu full. Di Soetta pun Tiger gak punya representatif office yang proper, jadi satu-satunya cara kita bisa komplen dan minta uang kami kembali hanyalah dengan terbang ke Singapur dan datang ke Tiger Air pusat! Dan karena tiket Universal Studio udah booked buat esok harinya, jadi bagaimana pun kami cari cara untuk tetap berangkat malam itu juga. Ketika itu penerbangan yang masih available dan affordable adalah Mandala, untuk go show kami dikenakan sekitar Rp. 600.000 one way. Pretty cheap, but still unpredictable spending for us as a first jobber. :p


Tiba di Singapur larut malam, seperti rencana kami akan dijemput oleh @dianhippy teman kami yang stay di Singapur. Pertama sampai Changi antara lega akhirnya berhasil sampai di Sing dan norak karena pertama kali liat airport keren. :p






Seperti rencana, selama di Singapur kami akan stay di tempat @dianhippy yang sudah sekitar 2 tahun mengabdi pada maskapai Singapura. Karena sudah larut malam, kendaraan dari airport hanya Taxi. Sehingga antrian taxi dari airport cukup mengular. Karena kami serombongan, maklum lah ya kalau sedikit rempong waktu naik taxi, karena harus pisah 2 taxi. Tapi ternyata orang Singapur benar-benar disiplin. Kami sampai diteriaki oleh supir taxi karena saking lama tunggu-tungguan buat naik taxi. "You wastin ma taim aa.." Kata uncle supir taxi dengan Singlish-nya. Karena si uncle supir taxi udah terlanjur BeTek, jadilah nyetirnya brutal. Untungnya lokasi apartment tidak terlalu jauh dari airport, kalau naik MRT mungkin hanya sekitar 5 station which is bayarnya gak sampai $10. Tapi karena naik taxi dan udah tengah malam, dikenakan overnight charge 50%. Jadi total taxi dari Changi ke Kembangan sekitar $21 (rate SGD pada tahun itu sekitar 7500).

Untuk yang pas-pasan sebelum naik taxi sebaiknya cek dulu fare-nya di sini: http://gothere.sg

Sampai lah kami di apartment atau ternyata lebih cocok disebut condominium! Karena ternyata apartment Dian bisa dibilang mewah untuk ukuran orang Indonesia yang tinggal di sana. Walaupun satu apartment di isi oleh 3 orang (2 diantaranya adalah teman kami). Apartment Dian terdiri dari 3 kamar dan 2 kamar mandi. Dan seluruh ruangannya dilapisi lantai Parker! (maap norak :p) Heloconia Condo memiliki fasilitas kolam renang dan fitnes tersendiri. Kami sangat-sangat beruntung bisa merasakan tidur umpel-umpelan di condo mewah GRATIS! :p



01 Oktober 2010


Yang paling menyenangkan dari stay di rumah teman selain gak keluar biaya hotel, juga hemat biaya makan! :p 

Kebanyakan hotel budget di Singapur tidak menawarkan breakfast gratis, ada yang harus menambah biaya ataupun tidak terdapat fasilitas breakfast sekalipun. Jadi betapa senangnya kami ketika bangun si baik Dian sudah sibuk di dapur menyiapkan sarapan buat kami. Tentunya dengan basa basi kami juga turut membantu. :p 

Jadwal kami di hari pertama di Singapur ini adalah langsung ke Universal Studio Sentosa! Rencana kami berangkat pukul 09:00, tapi yang namanya pergi serombongan pasti lah ada ngaret akibat tunggu-tungguan. 

Jarak dari Kembangan ke Sentosa Island lumayan jauh, kurang lebih dari ujung ke ujung. Untuk sampai ke Sentosa Island, dari Kembangan station perlu 1x transit hingga pemberhentian di MRT terakhir yaitu Vivo City. Dari Vivo City lantai paling atas, perlu membayar $4 untuk memasuki Sentosa Island via monorail, atau $1 jika masuk Sentosa via boardwalk alias jalan kaki. Universal Studio terletak di Waterfront station, tidak jauh dari station Vivo City.

Turun monorail kami langsung histeria! Karena bola dunia bertuliskan Universal Studio langsung keliatan. Dan pastinya jadi spot foto-foto andalan para turis. 



Sengaja kami ke Universal Studio di hari pertama kami sampai, karena hari Jumat belum tidak termasuk harga weekend jadi lebih murah! :D

Karena Universal Studio pada saat itu termasuk belum lama buka di Singapur, jadi pengunjung juga masih ramai walaupun bukan weekend. Wahana pertama yang kami coba adalah Shrek 3D, yang antriannya juga cukup panjang. But it's worth the wait! Keren banget wahana simulasi 3D ini bikin nagih! 

Wahana paling seru lainnya adalah The Mummy, konon di Universal Studio aslinya di Orlando sana, adalah wahana paling sereeeemm!! Pertama masuk wahananya we're clueless, wahana macam apakah ini?? Pas sudah sampai antrian terdepan baru keliatan deh tuh ada track rollercoaster, tapi tetep dark sama sekali gak terlihat tracknya setinggi dan mengerikan apa. Mulai lah kami naik, rollercoaster yang tadinya maju tiba-tiba mundur dan seakan menabrak dinding!! Dari situ perjalanan rollercoaster The Mummy dimulai. Entah apa yang terjadi saking cepatnya yang saya ingat kami akhirnya keluar wahana dengan perasaan  amazed campur takut campur pengen lagi! Jadi lah kami naik untuk kedua kalinya, kali ini duduk di baris depan. 

Di pintu keluar wahana The Mummy terdapat foto-foto ekspressi kita sewaktu menaiki wahana. Untuk menebus foto perlu membayar sekitar $15. Karena cukup mahal, kami tidak menebus fotonya. Dan baru sekarang kami menyesal. -,-"







Naah.. Kalau wahana yang basah-basahan seperti Arung Jeram, Universal Studio punya Jurassic Park.

Pada saat itu belum banyak wahana yang sudah buka di Universal Studio, jadi bisa dihitung jari wahana yang kami coba. 

Sore hari selesai main di Universal Studio, dengan bermodalkan guide teman sendiri, kami diajak main Luge di Siloso Beach, satu station dari Universal Studio. Untuk naik Luge sendiri perlu naik cable car/sky train tapi bentuknya hanya seperti kursi taman yang berelantungan. Tentunya cukup menyeramkan ketika berada di atas karena tidak menggunakan pengamanan apa pun hanya sebuah pegangan besi saja. Naik skytrain menuju atas bukit lalu meluncur turun dengan Luge yang modelnya seperti Go Kart tanpa mesin. 





Sudah capek seharian di Sentosa, sebagian dari kami cari makan di area Clarck Quay. Konon yang paling terkenal di Clarck Quay adalah Hooters. Kalau di America sana restoran ini terkenal dengan pramusajinya yang berdada besar. :p Jadilah bikin teman kami yang cowok penasaran. Dan menu andalan di Hooters adalah Sweet and Sour Chicken Wing. Oiya dilarang keras memoto Hooters apalagi pramusajinya.



Malam kedua kami di Singapur di akhiri dengan makan di Hooters dan menikmati Clark Quay Riverside.





02 Oktober 2010


Sudah sampai di Singapur, tentunya gak melewatkan untuk belanja di IKEA. Dari lokasi apartment Dian, IKEA terdekat adalah IKEA daerah Tampines. Untuk sampai ke IKEA jika dengan kendaraan umum harus naik MRT sampai Tampines, lalu nyambung lagi dengan bus shuttle gratis khusus untuk ke IKEA. Karena tidak terlalu jauh dan kami pun serombongan, naik taxi rasanya lebih efisien. Dengan ongkos per orang yang hampir sama seperti naik MRT tapi lebih cepat sampai.

Karena pertama kalinya ke IKEA jadi lah kami sedikit kalap keluar dari IKEA dengan tentengan yang entah gimana bawa pulangnya nanti. 




Dengan bawaan sebanyak itu gak mungkin lah kami dari IKEA langsung lanjut jalan-jalan lagi. Mau gak mau kami harus naik taxi lagi kembali ke apartment untuk taruh barang-barang.

Sorenya kami menuju tempat yang wajib banget dikunjungi kalau ke Singapur yaitu apalagi kalau bukan Orchad Road! 

Muter-muter di Ion Orchad, ujung-ujungnya sih yang dibeli cuma sendal dan sepatu Rubi. :p Setelah makan di food court Ion, tentunya yang paling wajib juga adalah beli Es Krim Orchad seharga $1. 


Karena malam masih panjang tenaga masih banyak, perjalanan kami lanjutkan ke Mustafa Centre. Sebuah supermarket yang buka 24 jam. Biasanya orang Indonesia kalau ke Singapur wajib kesini juga utamanya sih buat beli oleh-oleh. Tapi buat saya gak banyak yang bisa dibeli di sini, paling cuma body spray Impulse dan sekotak coklat buat oleh-oleh. Sisanya hanya menunggu yang lain belanja. 




Selesai belanja sudah lewat jam 1 malam, beruntung lah kami karena salah seorang teman punya kerabat di Singapur walhasil kami pulang gak perlu naik taxi (yang mahal karena overnight charge) tapi diantar pulang naik mobil! Yess.. 


03 Oktober 2010

Hari ketiga di Singapur ini sebagian teman kami dijadwalkan pulang duluan. Sementara sebagian dari kami sibuk mengurusi masalah flight mereka yang (lagi-lagi) di cancel, saya menikmati stay di Heliconia apartment dengan bersepeda di sekitar. Heliconia sendiri terletak tidak jauh dari stasiun MRT Kembangan. 






Bersepeda di kisaran komplek (syaelaah emang rumah kita komplek :p) sangat menyenangkan! Jalanannya yang bersih, sepi, dan tanpa polusi bikin betah. 











Ke Singapur juga belum sah kalau belum ke Merlion! Jadilah saya menyusul teman yang lain yang setelah beres urus-urus tiket yang cancel di budget airport Changi langsung menuju Merlion. 










Daan.. Kira-kira disitu lah keseruan perjalanan kami berakhir. Karena setelah dari ke Merlion, setengah dari kelompok kami harus berpisah untuk pulang duluan.



The good thing about traveling with your friend is...... that you will know who they really are.. Both in a good and a bad way.. So it's better be traveled with your real friend.. ;)



Bangkok

Bangkok 2010: My 1st Solo Travel

08.19

Mau mencoba flashback lagi ke tahun 2010. Kenapa 2010, karena rasa-rasanya di tahun itu bisa jadi turning point saya sebagai orang dewasa (bye bye ABG labil age).


Nah sebagai orang dewasa, momen berikut ini adalah pertama kalinya saya ke luar negri tanpa orang tua!! Prok prok prok..

Tapi kisah perjalanan berikut ini bukan sebuah rencana perjalanan yang baik, don't try this at home!!


May 2009

M: Eh AirAsia lagi promo tuh Rp.0 kita ke Bangkok yuk
L: Serius?? Bentar gw ceki dulu
..........
L: Eh beneran nih ada, buat tahun depan tapi. Gw cek bulan Maret sih lumayan nih ada 440rb PP. 
M: Seriuus.. Yuk yuuk.. Gw emg rencana mo ke Bangkok sih sama temen-temen gw juga. 
L: Yaudah, berapa orang nih kita jadinya?
M: Bentar gw tanya temen gw lagi.
............
M: Oke jadi.. Jadi ber4 kita
L: Yauda lo kirim no passport sama data-data aja gw bukingin
M: Sip bentar
.............
L: Eh ko kalo ber4 harganya jadi mahal ya, gw bukingnya satu-satu kali ya
M: Yauda coba aja
L: Gw udah berhasil ni buking buat gw duluan cuma 440rb PP yeesss!! Bentar gw bukingin lo dkk..
..............
L: M, mati deh gw! Kok pas gw mo booking lagi harganya udah 1,2jt!! Padahal gw masukinnya buat satu orang jugaaa.. 
M: Haah kok bisaaa.. Eerr Mmmm.. Kalo harganya segitu gw kayanya ga jadi berangkat aja deh.

#*}%}[#%?!_€|#*+%&


Begitulah kira-kira kalau 2 anak muda baru melek mau sok-sokan Traveling. Note: itu pertama kalinya saya melakukan transaksi online sendiri! Singkat cerita, dengan sok tenang padahal panik kalo bakal ke Bangkok sendirian, at least ya masih ada waktu 10 bulan buat nyari temen uang mau diajak ke Bangkok. Langsung dengan sigap semua orang dikompor-komporin buat nemenin pergi. Namun karena namanya juga dewasanya masih newbie, dimana kerja juga masih jadi first jobber gaji pas-pasan. Siapa pula yang mau dijebloskan ke Bangkok dengan harga tiket jutaan sodara-sodara!! 

Sampai akhirnya.....

E: (sambil abis maki-maki marah-marah ngedumel) Lagian si pake sok-sokan buking sendiri. Kaya gitu tuh gak boleh buru-buru tau!
L: Yauda trus gimana iniii masa aku ke Bangkok sendiriaan.. (sambil merengek)
E: Yauda nanti deh aku cek-cek dulu.
.............
E: Ada nih yang murah, tapi tanggal berangkatnya duluan pulangnya duluan juga. 
L: Yauda de yang penting disana aku ada temennya..


Maret 2010

Tibalah hari dimana saya harus pertama kalinya terbang ke luar negri sendiri. Dengan panduan yang dan arahan yang cukup dari partner saya, berhasil juga kami akhirnya bertemu di meeting point yang sudah dijanjikan. Tapi perjuangan belum berakhir, teknologi tercanggih pada saat itu baru sampai Blackberry. Pertemuan di meeting point ternyata tidak seindah yang direncanakan. Khaosan Road ternyata sebuah tempat yang kayak pasar dimana banyak orang berkeliaran. Jadi terus ketemunya di Khaosan sebelah mana iniiihh?? Karena BB gak ada data bwt international roaming, semenatara partner saya udah beli simcard lokal. Langsung menuju warnet terdekat, ceritanya mau online YM (yes pada saat itu YM yg plg happening!) berharap dia juga online. Masuk ke warnet dan chatting pake keyboard campuran hurup cacing @.@



Pas akhirnya pertama kali ketemu partner saya itu rasanya pengen kaya ala-ala sinetron yang lari dari jauh terus langsung pengen meluk saking senengnya gak harus kesasar sendirian lagi! Okeh.. Dan petualangan kami pun dimulai.

Di Bangkok saya stay di kisaran Khaosan Road tepatnya di gang Rambutri, di Sawadee Inn. Sebuah hotel bintang 2 seharga Rp 120.000 sajah untuk 2 orang! Pilih stay di Khaosan karena pada saat itu pengetahuan saya tentang daerah turis di Bangkok hanyalah Khaosan ini. Tapi ternyataa.. Khaosan itu sebenarnya agak jauh dari kota dan sulit transportasi umum. Cuma memang daerah tersebut jadi tempang tinggal para turis backpacker karena biaya tinggal yang lebih murah. Kalau di Jakarta sih semacam Jl. Jaksa gitu. 






So.. Jadi untuk bisa keliling-keliling Bangkok dari Khaosan hanya ada pilihan Tuk-tuk or Taxi. Sementara banyak sekali supir Tuk-tuk yang menawarkan jasa keliling wisata Bangkok dalam setengah hari pada saat itu kalo tidak salah sekitar 100-200 THB. Dan supir Tuk-tuk akan membawa kita ke beberapa tempat kuil-kuil tempat wisata.

Salah satu kuil yang saya kunjungi adalah Big Budha Temple ini. 



Dan kemudian saya baru tahu kenapa supir Tuk-tuk menawarkan harga yang relatif murah, karena mereka sendiri mendapat tip jika berhasil membawa turis ke tempat-tempat wisata tersebut. Namun kami juga tidak bisa memilih mau kemana, dan wajib banget harus masuk minimal lihat-lihat lah gicuu. Salah satu kunjungan yang saya lumayan malas kunjungi adalah ketika kami di drop di sebuah tempat perhiasan dan batu-batuan. Namun karena dilarang keras untuk menolak kunjungan, supir Tuk-tuk menyarankan kami untuk sekedar masuk dan lihat-lihat tidak perlu membeli. -,-"

Bangkok ternyata bukan pada kondisi politik yang aman ketika kami berkunjung. Ketika selama perjalanan bersama supir Tuk-tuk, pemandangan yang kami liat dimana-mana adalah lautan kaus merah yang sedang berorasi. Tapi kami tetap santai, karena demonstrasi di sana tidak seperti demonstrasi di Jakarta yang selain teriak juga dicampur anarki. Sebenernya juga awalnya gagal paham juga kalo mereka ternyata lagi demo bukan lagi bikin acara musik, karena cara mereka berdemo adalah dengan mendirikan panggung dan bernyanyi-nyanyi.

Demonstran Red Shirt




Hari kedua di Bangkok kami memutuskan untuk wisata yang lebih "kekotaan". Untuk menuju ke tengah kota atau kisaran Siam, dari Khaosan perlu naik Tuk-tuk atau Taxi sampai stasium subway Hua Lampong barulah perjalanan pertama saya menggunakan MRT dimulai!




Karena masih newbie, perjalanan saya ke kota pun hanya kisaran Siam Centre dll. Dan tentunya saya gak melewatkan untuk mampir ke surga belanjanya para wanita yaitu di Platinum Fashion Mall! Di Platinum ini sempet kalap juga semacam semua mau dibeli karena rata-rata harganya sekitar 100-150 THB. 





Ada pertemuan ada pula perpisahan. Baru 2 hari bersenang-senang di Bangkok, si partner saya udah harus pulang. Maklum akibat jebakan tiket murah harus tgl berangkat dan pulang duluan uhuk.. Sore itu sehabis pulang dari Platinum, terjadilah perpisahan tersebut di Khaosan tempat kami bertemu hix.. 
Soo.. Karena penerbangan pulang masih besok, terpaksa saya harus menghabiskan waktu sekitar 12 jam sendiri di Bangkok hix.. Lalu ngapain yah?? Karena tadi ke Platinum dengan buru-buru karena si partner mau pulang, jadilah masih penasaran belanjanya. Nekad deh saya balik ke Platinum sendirian. Pulang dari Platinum karena sudah capek dan biar cepat sampai saya memutuskan untuk naik Taxi. Tapi ternyata taxi bukan pilihan yang baik untuk kondisi politik Bangkok yang sedang "panas". Dengan bahasa inggris ala Thailand yang rada sulit dicerna di kuping, supir taxi akhirnya terpaksa harus menurunkan saya di jalanan sebelum saya tiba di Khaosan. Karena kondisi jalanan ke Khaosan sudah ditutup akibat demonstrasi. Rasanya tuh semacam 'Lost in Translation' yang bener-bener lost gitu. Diturunin di mana pun itu saya gak tahu, intinya supir taxi cuma menunjuk-nunjuk jalanan di sebrang, saya asumsikan bahwa ke Khaosan adalah menuju ke arah tersebut. Jadilah saya sambil mo mewek berjalan kali sendirian mencari jalan pulang ke Khaosan. Di jalan saya berbarengan dengan pasangan turis bule yang setelah saya tanya mereka juga mau ke Khaosan. Dan akhirnya saya ada temennye hix hix.. Tiba di hotel saya menangis meraung-meraung menelpon siapa aja yang bisa di telpon. Cukup panik juga dengan keadaan Bangkok yang ternyata makin panas.

Esok paginya, setelah breakfast di hotel, saya memutuskan untuk langsung check out dan buru-buru keluar dari kawasan Khaosan yang sulit akses. Dan ternyata menurut orang hotel, hari itu (Sabtu, 27 Maret 2010) adalah puncak dari demonstrasi Red Shirt. Jdaaarrr!! Seperti tersambar petir, tiba-tiba rindu tanah air. Mamaaakk.. aku mau pulang mamaaakk...

Namun kepala harus tetap berpikir jernih, walaupun flight saya masih jam 8 malam nanti, langsung abis sarapan itu saya naik taxi menuju kota, dimana akses ke bandara akan lebih mudah dan banyak bis dari sana. Dalam perjalanan saya selama di Bangkok, siang itu adalah siang terrrmaceett di Bangkok. Ternyata para demonstran berkaus merah sedang berarak-arak di jalanan. Dari taxi pemandangan yang saya lihat kanan kiri hanya lautan demonstran berkaus merah. Saya langsung panik dan menangis meraung-meraung di taxi sambil tetep keep update dengan yang di Jakarta. Terkirimlah berbagai voice note BBM dengan nada saya meraung-meraung menangis ketakutan. Rasa-rasa gak sabar pengen buru-buru turun taxi di tempat yang aman.

Karena flight masih lama, saya memutuskan untuk menunggu di tmp ngopi-ngopi di Mal dimana gak jauh dari situ ada bus menuju airport (pada saat itu kalau gak salah BTS belum sampai airport, atau mungkin pengetahuan saya yang belum sampai -,-") 



Sok baca majalah padahal gak ngerti hurup cacing :p
Sampai sekitar jam 5 sore saya memutuskan untuk cabut dari Mal itu, dan naik bus ke airport. Tapi ternyata bus yang saya naik tidak sama seperti bus ketika saya datang. Lebih jelek dikit gitu dan juga lebih banyak berhenti-berhenti. Sampai ketika hawa-hawa jalanannya seperti udah deket bandara, tiba-tiba tinggal saya sendiri penumpang yang tersisa. Wakwaaw.. Another panic moment! Tiba-tiba bus masuk ke sebuah pom bensin isi bensi dan berhenti agak lama gak jalan-jalan alias ngetem. Lalu si kondektur bus naik menghampiri saya dan itinya sih bilang kalau saya suruh turun busnya cuma mau sampai sini ajah dia suruh saya naik bus lain. Jdaarr!! Ini Bangkok apa Jakarta semacam naik Metromini tiba-tiba diturunin di jalan.. Dan entah di mana pula itu saya mau diturunin antah berantah! T_T Saya memohon-memohon supaya jangan diturunin karena saya mau ke bandara ngejar flight. Akhirnya dengan gak rela itu bus berangkat juga sampai bandara. Dan panic moment masih berlanjut, karena bus itu ternyata parkirnya masih jauh dari terminal keberangkatan. Semacam orang ling lung sambil bawa-bawa koper nanya-nanya gimana caranya ke Terminal 1, ternyataa.. Ada shuttle-nya! Thank god bus-nya bagus!

Setelah berhasil check-in dll, barulah saya bisa lega dan menikmati airport Suvarnabhumi yang pada saat itu merupakan airport terbagus yang pernah saya lihat. Maklum belum pernah ke Singapore jadi masih norak. :p










Dan berakhirlah kepanikan saya sesaat ketika saya menapakkan kaki di tanah air. Seberapapun rusuhnya negaramu, ternyata tetap merasa paling aman berada di negara sendiri. It feels home!






Laugh

Live.Love.Laugh

06.11

Hey hello!


Maybe it's too late to start a new blog ya, tp kata orang tiada kata terlambat! :p

So di postingan pertama ini, saya mau mengungkapkan rasa penyesalan terhadap akun Multiply yang dulu gak di backup!! T_T

Beberapa tahun ini banyak experience baru, dan loads of wonderful pics! So it would be wasted if i only keep it in my notebook with musti ngubek-ngubek folder dulu kalo mau liat foto-fotonya lagi.. -,-"

I contribute this blog who enjoy Live with Love and be Laugh! 

So have a sit, and enjoy my Live.Love.Laugh story.. ;)



Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images